Tantangan Pengguna Blogdetik di Musim Keempat Liga Blogger Indonesia

-

Menurut survei LBI, pengguna blogdetik hanya ada 1 pengguna musim ini. Jauh beda dengan beberapa platform lain, baik yang berbayar maupun gratisan. Tapi bukan itu ceritanya. Beberapa pekan ini peserta penggunanya harus sedikit bersabar. Ada apa?

Pekan kedua berjalan, peserta penggunanya harus memetik hikmah dari pertandingan yang sudah diselesaikannya. Platform yang digunakan, tidak ramah bagi peserta lain yang ingin berkomentar. Alasannya, Blogdetik menerapkan sistem login dan spaming.



LBI sempat memberikan kesempatan kepada peserta penggunanya, Didno, untuk mengganti blognya. Namun, rasa cintanya sepertinya tidak membuatnya berubah pikiran dan bahkan tak gentar untuk terus menghadapi tiap pertandingan. Keren!

Meski begitu, ini jadi tantangan sendiri. Karena kompetisi ini membutuhkan poin untuk mendapatkan posisi paling atas. Semoga Kang Didno punya motivasi berlebih untuk kembali juara seperti yang pernah dilakukannya pada tahun 2014.

Semangat!

Gambar : screenshot

Artikel terkait :

Komentar

  1. Diah Dwi Arti1/29/2016 12:52 PM

    iya. saya gagal kalau ketemu blogdetik. tapi memang LBI bisa jadi traffic generator.

    BalasHapus
  2. Dwi Wahyudi1/29/2016 8:28 PM

    Ya resiko menggunakan platform blog pihak ketiga seperti ini, intinya cuma satu yaitu enjoy ajaaaaa... :-)

    BalasHapus
  3. Kang Didno1/29/2016 8:50 PM

    betul lomba ini tidak hanya semata-mata menjadi juara tetapi lebih dari itu yakni persahabatan antarblogger tetap terjaga

    BalasHapus
    Balasan
    1. LBI1/31/2016 6:17 AM

      Suka dengan komentarnya.

      Jaga persahabatan :)

      Terima kasih apresiasinya
      salam
      LBI

      Hapus
  4. Adibriza1/29/2016 10:21 PM

    sabar mas didno heuheu... tetep enjoy keep blogging dengan saudara-saudara LBI :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan Dengan Retizen, Platform Blog Dari Republika

-
Gambar
Bulan Desember 2021 adalah kali pertama kami berkenalan dengan Republika Netizen atau disebut Retizen. Saat melihat websitenya, kami jadi ingat Blogdetik yang pernah meramaikan dunia perblogeran Tanah Air. Apakah kamu sudah mampir ke retizen? Andai Blogdetik masih ada, mungkin daftar platform blog lokal atau Indonesia menjadi tiga. Ada Kompasiana, Retizen dan Blogdetik yang tadi disebutkan. Tahun 2021 Platform dari Republika ini diluncurkan pertama kali pada bulan Juni 2021. Itu artinya terhitung baru. Namun jumlah penghuninya atau blogernya dikatakan dalam website msn.com (12/12/2021) , sudah ada puluhan ribu. Menarik jika begitu. Pantas halaman websitenya yang beralamat di retizen.republika.co.id sudah beragam artikelnya yang dipublish.  Baru tahu Republika punya platform untuk blogger seperti Kompasiana yang disebut Retizen Diluncurkan pertama kali bulan Juni 2021 Cek https://t.co/loT5s2x8CA — #gablonesia (@LigaBloger) December 13, 2021 Blogger of the month Buat bloger lawas, R...
Baca selengkapnya

Tahun 2024, Apakah Dunia Blogging Tanah Air Masih Menarik?

-
Gambar
Terinspirasi dari 2 komunitas yang sedang memperingati hari jadi atau ulang tahun yang sama-sama dirayakan bulan Februari, artikel ini kami tulis. Melihat suasana mereka yang penuh suka cita dan ramai, dunia blogging masih baik-baik saja tahun 2024. Instagram beberapa hari terakhir ini, saat halaman ini kami terbitkan , sangat menarik perhatian kami. Adalah Gandjel Rel dan BloggerCrony yang menciptakan suasananya dengan berbagai momen bahagia. Jika komunitas blogger perempuan Semarang, Gandjel Rel , diperingati dengan acara sederhana, maka BloggerCrony dilakukan dengan menggandeng sebuah brand. Keduanya kompak memanfaatkan momentum ulang tahun komunitas untuk terus mempererat para pemilik blog yang sekarang ini semakin sibuk dengan branding baru mereka sebagai konten kreator. Dunia blogging Tanah Air Memang kedua komunitas yang kami tulis ini tidak mewakili wajah perblogeran secara luas. Namun, cara mereka untuk terus merayakan di kota masing-masing adalah hal positif. Mereka menginspi...
Baca selengkapnya