Diskriminasi Dalam Dunia Blogging?

Aneh ya baca judulnya? Atau menggelikan? Entah kenapa kami jadinya memikirkan kata diskriminasi kali ini, meski mungkin sebagian besar para pemilik blog tidak mengalaminya. Namun inilah yang terjadi. Dunia blogging saat ini mirip puasa Senin Kamis. Maksudnya tidak selalu terlihat manis seperti banyak yang terdengar selama ini.

Kami masih ingat tahun 2022 lalu, tepatnya di bulan Oktober, kami menulis alasan blog harus pakai domain. Saat itu kami sudah menyinggung bagaimana perlakuan blog sudah kami alami, terutama platform berbasis gratisan.

Tampaknya tahun 2024 itu kembali terjadi. Alasannya kurang lebih sama, yaitu blog yang sudah TLD atau domain tingkat atas. Seperti .com dan sebagainya. 

Kesalahan pemasar atau marketing

Beberapa waktu lalu, kami dihubungi salah satu brand yang bergerak di bidang kendaraan listrik. Nama dotsemarang tentu tidak asing bagi sebagian kalangan, terutama di Kota Semarang dan orang pemasar yang pernah mengundang kami tentunya. 

Nama kami tetap diingat meski orang-orang berganti tempat. Kami senang bahwa kami tertera dalam daftar yang mereka butuhkan dan menghubungi kami secara langsung.

Si pemasar ingin menjalin hubungan kerja sama dan meminta beberapa proyek atau postingan yang pernah kami buat dengan cakupan artikel yang juga berhubungan dengan merek mereka.

Rasa tertarik tersebut rupanya mengarah pada komunitas yang lebih besar, khususnya di Kota Semarang. Kami yang tidak ingin ribet dan punya beberapa data bloger tentu dengan senang hati merekomendasikan. Biar langsung terjalin hubungan antara si pemasar dan komunitas.

Kami yang rasanya sudah akan mendapat angin segar usai percakapan yang cukup panjang malah mendadak disingkirkan. Kesalahannya adalah kampanye pemasaran atau promosi yang sempat dibicarakan akan berjalan, yang memberitahukan infonya malah bukan si pemasar yang menghubungi kami.

Si pemasar yang mengajak kami terlibat awalnya, malah membelok ke komunitas. Rekan yang kami rekomendasikan rupanya mengabarkan bahwa merek hanya menginginkan adalah blog yang sudah TLD.

Entahlah, seketika kami merasa terhujam belati dan sakit rasanya. Sudah 2 tahun berlalu, rupanya ini masih terjadi di tahun 2024. Diskrimininasi dalam dunia blogging benar-benar terjadi kepada kami.

Hanya karena platform blogspot, ajakan yang penuh semangat yang dikatakan si pemasar seolah menipu kami. Sebenarnya, jika kampanye promosi yang ingin dikerjakan bersama diberitahukan langsung oleh si pemasar, mungkin kami akan maklum.

Bahwa atasan si pemasar sementara menginginkan pemilik blog yang sudah pakai domain berbayar dulu. Hanya mengatakan itu kepada kami, apakah sangat sulit?

Akan terus terjadi

Pada akhirnya kampanye promosi berjalan tanpa kami. Terlihat di Instagram juga kampanyenya yang mendengungkan betapa kerennya si merek tersebut.

Kami tidak menyalahkan siapa-siapa karena kami sadar ini akan terus terjadi selama kami masih pakai platform blogspot atau gratisan. Nilai kami benar-benar turun meski pengalaman kami bukan kaleng-kaleng.

Pelajaran berharga untuk kami agar tidak mudah tergiur untuk lebih banyak bicara dengan memakai data. Percuma kami membagikan data, tapi kami yang tidak terdata.

Pengalaman ini memang bukan sekali dua kali dan bahkan, sudah terjadi beberapa lama. Yang kami sesalkan adalah ini tahun 2024 dan itu masih terjadi. 

...

Tahun 2025 tinggal hitungan bulan, kami harap kejadian 'diskriminasi' seperti ini tidak terjadi lagi. Bila tidak ingin mengajak kami, setidaknya beritahu secara langsung. Itu adalah kesalahan terbesar orang-orang pemasar yang membawa bendera perusahaan.

Kami sadar diri karena kami benar-benar full blogger, bukan blog yang mirip media online. Fokusnya pada tulisan dan jangan lupakan juga bagaimana kami hadir di media sosial dengan jumlah pengikut yang besar.

Ah, maafkan kami yang sedikit agak emosional. Intinya, kejadian seperti ini ternyata terjadi di dunia blogging Tanah Air. Untuk mengatasinya atau tidak ingin mengalaminya, sebaiknya beli domain apabila ingin menekuni blogging.

Lalu, apakah kami harus mengganti domain? Tidak-tidak, kami konsisten dengan platform blogspot agar nilai blognya tetap orisinil. Jika pilihannya harus mengganti domain, mending kami jadi media online saja sekalian.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan Dengan Retizen, Platform Blog Dari Republika

Tahun 2024, Apakah Dunia Blogging Tanah Air Masih Menarik?