Langsung ke konten utama

Headline

Tahun 2024, Apakah Dunia Blogging Tanah Air Masih Menarik?

Terinspirasi dari 2 komunitas yang sedang memperingati hari jadi atau ulang tahun yang sama-sama dirayakan bulan Februari, artikel ini kami tulis. Melihat suasana mereka yang penuh suka cita dan ramai, dunia blogging masih baik-baik saja tahun 2024. Instagram beberapa hari terakhir ini, saat halaman ini kami terbitkan , sangat menarik perhatian kami. Adalah Gandjel Rel dan BloggerCrony yang menciptakan suasananya dengan berbagai momen bahagia. Jika komunitas blogger perempuan Semarang, Gandjel Rel , diperingati dengan acara sederhana, maka BloggerCrony dilakukan dengan menggandeng sebuah brand. Keduanya kompak memanfaatkan momentum ulang tahun komunitas untuk terus mempererat para pemilik blog yang sekarang ini semakin sibuk dengan branding baru mereka sebagai konten kreator. Dunia blogging Tanah Air Memang kedua komunitas yang kami tulis ini tidak mewakili wajah perblogeran secara luas. Namun, cara mereka untuk terus merayakan di kota masing-masing adalah hal positif. Mereka menginspi

Diskriminasi Dalam Dunia Blogging?

Aneh ya baca judulnya? Atau menggelikan? Entah kenapa kami jadinya memikirkan kata diskriminasi kali ini, meski mungkin sebagian besar para pemilik blog tidak mengalaminya. Namun inilah yang terjadi. Dunia blogging saat ini mirip puasa Senin Kamis. Maksudnya tidak selalu terlihat manis seperti banyak yang terdengar selama ini.

Kami masih ingat tahun 2022 lalu, tepatnya di bulan Oktober, kami menulis alasan blog harus pakai domain. Saat itu kami sudah menyinggung bagaimana perlakuan blog sudah kami alami, terutama platform berbasis gratisan.

Tampaknya tahun 2024 itu kembali terjadi. Alasannya kurang lebih sama, yaitu blog yang sudah TLD atau domain tingkat atas. Seperti .com dan sebagainya. 

Kesalahan pemasar atau marketing

Beberapa waktu lalu, kami dihubungi salah satu brand yang bergerak di bidang kendaraan listrik. Nama dotsemarang tentu tidak asing bagi sebagian kalangan, terutama di Kota Semarang dan orang pemasar yang pernah mengundang kami tentunya. 

Nama kami tetap diingat meski orang-orang berganti tempat. Kami senang bahwa kami tertera dalam daftar yang mereka butuhkan dan menghubungi kami secara langsung.

Si pemasar ingin menjalin hubungan kerja sama dan meminta beberapa proyek atau postingan yang pernah kami buat dengan cakupan artikel yang juga berhubungan dengan merek mereka.

Rasa tertarik tersebut rupanya mengarah pada komunitas yang lebih besar, khususnya di Kota Semarang. Kami yang tidak ingin ribet dan punya beberapa data bloger tentu dengan senang hati merekomendasikan. Biar langsung terjalin hubungan antara si pemasar dan komunitas.

Kami yang rasanya sudah akan mendapat angin segar usai percakapan yang cukup panjang malah mendadak disingkirkan. Kesalahannya adalah kampanye pemasaran atau promosi yang sempat dibicarakan akan berjalan, yang memberitahukan infonya malah bukan si pemasar yang menghubungi kami.

Si pemasar yang mengajak kami terlibat awalnya, malah membelok ke komunitas. Rekan yang kami rekomendasikan rupanya mengabarkan bahwa merek hanya menginginkan adalah blog yang sudah TLD.

Entahlah, seketika kami merasa terhujam belati dan sakit rasanya. Sudah 2 tahun berlalu, rupanya ini masih terjadi di tahun 2024. Diskrimininasi dalam dunia blogging benar-benar terjadi kepada kami.

Hanya karena platform blogspot, ajakan yang penuh semangat yang dikatakan si pemasar seolah menipu kami. Sebenarnya, jika kampanye promosi yang ingin dikerjakan bersama diberitahukan langsung oleh si pemasar, mungkin kami akan maklum.

Bahwa atasan si pemasar sementara menginginkan pemilik blog yang sudah pakai domain berbayar dulu. Hanya mengatakan itu kepada kami, apakah sangat sulit?

Akan terus terjadi

Pada akhirnya kampanye promosi berjalan tanpa kami. Terlihat di Instagram juga kampanyenya yang mendengungkan betapa kerennya si merek tersebut.

Kami tidak menyalahkan siapa-siapa karena kami sadar ini akan terus terjadi selama kami masih pakai platform blogspot atau gratisan. Nilai kami benar-benar turun meski pengalaman kami bukan kaleng-kaleng.

Pelajaran berharga untuk kami agar tidak mudah tergiur untuk lebih banyak bicara dengan memakai data. Percuma kami membagikan data, tapi kami yang tidak terdata.

Pengalaman ini memang bukan sekali dua kali dan bahkan, sudah terjadi beberapa lama. Yang kami sesalkan adalah ini tahun 2024 dan itu masih terjadi. 

...

Tahun 2025 tinggal hitungan bulan, kami harap kejadian 'diskriminasi' seperti ini tidak terjadi lagi. Bila tidak ingin mengajak kami, setidaknya beritahu secara langsung. Itu adalah kesalahan terbesar orang-orang pemasar yang membawa bendera perusahaan.

Kami sadar diri karena kami benar-benar full blogger, bukan blog yang mirip media online. Fokusnya pada tulisan dan jangan lupakan juga bagaimana kami hadir di media sosial dengan jumlah pengikut yang besar.

Ah, maafkan kami yang sedikit agak emosional. Intinya, kejadian seperti ini ternyata terjadi di dunia blogging Tanah Air. Untuk mengatasinya atau tidak ingin mengalaminya, sebaiknya beli domain apabila ingin menekuni blogging.

Lalu, apakah kami harus mengganti domain? Tidak-tidak, kami konsisten dengan platform blogspot agar nilai blognya tetap orisinil. Jika pilihannya harus mengganti domain, mending kami jadi media online saja sekalian.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Skor dan Poin

Buat yang baru bergabung dengan kompetisi Liga Blogger Indonesia, ada info tentang skor dan poin. Skor semacam gol yang ada dipertandingan sepakbola, sedangkan poin adalah

Tahun 2024, Apakah Dunia Blogging Tanah Air Masih Menarik?

Terinspirasi dari 2 komunitas yang sedang memperingati hari jadi atau ulang tahun yang sama-sama dirayakan bulan Februari, artikel ini kami tulis. Melihat suasana mereka yang penuh suka cita dan ramai, dunia blogging masih baik-baik saja tahun 2024. Instagram beberapa hari terakhir ini, saat halaman ini kami terbitkan , sangat menarik perhatian kami. Adalah Gandjel Rel dan BloggerCrony yang menciptakan suasananya dengan berbagai momen bahagia. Jika komunitas blogger perempuan Semarang, Gandjel Rel , diperingati dengan acara sederhana, maka BloggerCrony dilakukan dengan menggandeng sebuah brand. Keduanya kompak memanfaatkan momentum ulang tahun komunitas untuk terus mempererat para pemilik blog yang sekarang ini semakin sibuk dengan branding baru mereka sebagai konten kreator. Dunia blogging Tanah Air Memang kedua komunitas yang kami tulis ini tidak mewakili wajah perblogeran secara luas. Namun, cara mereka untuk terus merayakan di kota masing-masing adalah hal positif. Mereka menginspi

Berkenalan Dengan Retizen, Platform Blog Dari Republika

Bulan Desember 2021 adalah kali pertama kami berkenalan dengan Republika Netizen atau disebut Retizen. Saat melihat websitenya, kami jadi ingat Blogdetik yang pernah meramaikan dunia perblogeran Tanah Air. Apakah kamu sudah mampir ke retizen? Andai Blogdetik masih ada, mungkin daftar platform blog lokal atau Indonesia menjadi tiga. Ada Kompasiana, Retizen dan Blogdetik yang tadi disebutkan. Tahun 2021 Platform dari Republika ini diluncurkan pertama kali pada bulan Juni 2021. Itu artinya terhitung baru. Namun jumlah penghuninya atau blogernya dikatakan dalam website msn.com (12/12/2021) , sudah ada puluhan ribu. Menarik jika begitu. Pantas halaman websitenya yang beralamat di retizen.republika.co.id sudah beragam artikelnya yang dipublish.  Baru tahu Republika punya platform untuk blogger seperti Kompasiana yang disebut Retizen Diluncurkan pertama kali bulan Juni 2021 Cek https://t.co/loT5s2x8CA — #gablonesia (@LigaBloger) December 13, 2021 Blogger of the month Buat bloger lawas, Retiz