Langsung ke konten utama

Headline

Tahun 2024, Apakah Dunia Blogging Tanah Air Masih Menarik?

Terinspirasi dari 2 komunitas yang sedang memperingati hari jadi atau ulang tahun yang sama-sama dirayakan bulan Februari, artikel ini kami tulis. Melihat suasana mereka yang penuh suka cita dan ramai, dunia blogging masih baik-baik saja tahun 2024. Instagram beberapa hari terakhir ini, saat halaman ini kami terbitkan , sangat menarik perhatian kami. Adalah Gandjel Rel dan BloggerCrony yang menciptakan suasananya dengan berbagai momen bahagia. Jika komunitas blogger perempuan Semarang, Gandjel Rel , diperingati dengan acara sederhana, maka BloggerCrony dilakukan dengan menggandeng sebuah brand. Keduanya kompak memanfaatkan momentum ulang tahun komunitas untuk terus mempererat para pemilik blog yang sekarang ini semakin sibuk dengan branding baru mereka sebagai konten kreator. Dunia blogging Tanah Air Memang kedua komunitas yang kami tulis ini tidak mewakili wajah perblogeran secara luas. Namun, cara mereka untuk terus merayakan di kota masing-masing adalah hal positif. Mereka menginspi

Rakusnya Profesi Pemilik Blog Sekarang Ini?

Sudah ditulis di halaman blog atau saluran media sosialnya dengan label blogger, entah kenapa masih ditambah dengan vlogger, Youtuber dan terbaru konten kreator. Apakah ini pengaruh perubahan era? Atau hanya ingin tampil lebih perkasa?

Halo, bulan Mei. Maafkan kami baru menyapa halaman ini sekarang. Artikel kali ini cukup menarik karena ini terinspirasi dari salah satu halaman yang ditulis blogger. Dan rasanya juga sekarang semakin banyak label ini disematkan. 

Kenapa tidak milih salah satu?

Tulisan ini adalah pendapat atau opini, jadi tidak bisa disamaratakan dengan semua pemilik blog. Kami harap lewat halaman ini, ada sedikit hal berguna saja yang bisa dipetik. Tidak perlu diperdebatkan tentunya.

Menjadi blogger adalah mimpi di masa lalu kami saat awal-awal memulai pada tahun 2010 ke bawah. Bagaimana label tersebut bukan sekedar hiasan dari kesenangan terhadap sesuatu yang orang sebut hobi. 

Melainkan jadi suatu pekerjaan yang dilakukan santai tapi berkontribusi dalam perekonomian, khususnya si pemilik blog. Bila dampaknya berpengaruh ke sekitar atau lingkungan, kami lebih senang lagi.

Mimpi itu kami pikir sudah semakin dekat, apalagi orang-orang mulai memakai jasa pemilik blog yang semakin luas dalam perannya di internet. Ya, kami tidak sekedar menawarkan tulisan. Tapi juga pengaruh lebih besar di media sosial semacam instagram, Twitter hingga YouTube.

Waktu terus berlalu dan ternyata ikut berdampak cara pandang pemilik blog akan sesuatu. Orang-orang mulai populer dan mudah viral yang akhirnya dibayar. Ditambah, orang-orang tidak perlu memiliki blog seperti kami yang mulai eksis awal-awal.

Tanpa sadar, pemilik blog juga beralih menjadi orang-orang tersebut yang akhirnya membuat pemilik blog seolah sangat rakus. Blog tidak mereka tinggalkan dan malah disandingkan.

Pemilik blog mencoba semua label dari mulai selebgram, vlogger, Youtuber, hingga istilah pemasaran yang semakin global. Ya, itu adalah influencer dan content creator (konten kreator).

Kenapa tidak milih salah satu saja seperti kami yang masih percaya blogger merupakan profesi? Naif sekali kami, bukan? 🥲

Rakus

Gambarannya seperti itu yang kami bayangkan. Rakus, semuanya ingin diambil. Memang hanya sebagian pemilik blog saja yang melakukannya, namun tetap saja itu menggelitik kami.

Di era sekarang, mungkin adalah kewajaran. Apalagi menyangkut pendapatan (ekonomi) dan kesempatan. Pilihan yang dipilihlah yang akhirnya membuat seseorang dapat mengambil semua profesi tersebut.

Seperti kami, meski kesempatannya terbuka lebar dengan jumlah pengikut (followers) yang besar, kami tidak mengambilnya. Kami masih percaya blogger adalah profesi atau label utama kami.

Dampaknya, saluran media sosial kami terpengaruh yang membuat saluran tersebut hanya mempromosikan isi blog kami. Bukan bagian konten layaknya selebgram atau influencer.

Menjadi rakus rasanya menyenangkan dan membanggakan di era sekarang. Bagaimana bila dulu kira-kira? Apakah pemikiran seperti ini bisa kami tampilkan juga?

...

Ada satu persamaan diantara semua profesi yang kami maksud di halaman ini, yaitu menulis. Menjadi blogger adalah hal wajib untuk menulis. Menjadi vloger, seharusnya menulis scrip. Termasuk Youtuber.

Menjadi selebgram atau konten kreator pun perlu menulis seperti mengisi caption. Bagaimana dengan influencer? 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Skor dan Poin

Buat yang baru bergabung dengan kompetisi Liga Blogger Indonesia, ada info tentang skor dan poin. Skor semacam gol yang ada dipertandingan sepakbola, sedangkan poin adalah

Berkenalan Dengan Retizen, Platform Blog Dari Republika

Bulan Desember 2021 adalah kali pertama kami berkenalan dengan Republika Netizen atau disebut Retizen. Saat melihat websitenya, kami jadi ingat Blogdetik yang pernah meramaikan dunia perblogeran Tanah Air. Apakah kamu sudah mampir ke retizen? Andai Blogdetik masih ada, mungkin daftar platform blog lokal atau Indonesia menjadi tiga. Ada Kompasiana, Retizen dan Blogdetik yang tadi disebutkan. Tahun 2021 Platform dari Republika ini diluncurkan pertama kali pada bulan Juni 2021. Itu artinya terhitung baru. Namun jumlah penghuninya atau blogernya dikatakan dalam website msn.com (12/12/2021) , sudah ada puluhan ribu. Menarik jika begitu. Pantas halaman websitenya yang beralamat di retizen.republika.co.id sudah beragam artikelnya yang dipublish.  Baru tahu Republika punya platform untuk blogger seperti Kompasiana yang disebut Retizen Diluncurkan pertama kali bulan Juni 2021 Cek https://t.co/loT5s2x8CA — #gablonesia (@LigaBloger) December 13, 2021 Blogger of the month Buat bloger lawas, Retiz

Istilah WO dalam Liga Blogger Indonesia

Dalam dunia sepakbola ada yang dinamakan WO atau Walk Out. Biasanya tim yang dianggap WO karena mogok main atau tidak hadir disebuah pertandingan. Bagaimana dengan kompetisi Liga Blogger Indonesia?