Menjadikan Blog Seperti Reklame


Saat dunia pemasaran terus berubah dari waktu ke waktu, tanpa sadar akun utama kami, dotsemarang sudah berjalan 10 tahun. Kami pikir sekarang lebih mudah mendapatkan timbal balik, kenyataannya masih sama saja.

Setiap pemilik blog memiliki jalannya masing-masing. Ada yang berjalan mengejar adsen, dan ada pula yang mengejar bisnis hingga hobi. Semuanya memiliki kelebihan masing-masing.

Namun bagi kami yang berjalan diantara sisi bisnis sekarang, awalnya sekedar hobi, tidak menyangkal bahwa menjadi pemilik blog masih sangat susah mendapatkan timbal balik yang sesuai. Khususnya tempat yang kami tinggali.

Memang benar bahwa mencuri perhatian sekarang sangatlah mudah. Kami, dan para pemilik blog yang disekitar, terlihat sering bercengkrama dengan brand, hotel, restoran hingga pemilik bisnis. Itu adalah bagaimana dunia sekarang berjalan.

Reklame

Kami sedang duduk diantara undangan dalam rangka pembukaan sebuah tempat makan. Meja yang kami tempati adalah para pemilik blog dan kami mengenalnya. Meja lainnya terdapat banyak awak media dan satu orang yang kami kenal sebagai selebgram.

Sebagai pemilik blog, kami tidak hanya senang bisa hadir. Namun juga menjadi bagian pemasaran dari promosi yang sedang berlangsung. Kami bangga saat dihubungi langsung oleh pihak si pengundang dan membantunya mendapatkan kursi lainnya yang sejenis kami (pemilik blog).

Kenyataannya yang terlihat menyenangkan saat kami bagikan lewat media sosial hingga sebuah artikel di blog kami tidaklah sebanding dengan aktivitas kami melakukan kampanye pemasaran digital di seluruh saluran kami. Harga kami sama, dan sangat murah.

Kami ingin mengubah persepsi tentang blog yang masih dianggap sederhana dan terkadang dibayar murah. Bukan kami menutut bahwa kami spesial atau khusus, setidaknya kami memiliki kredibilitas dan kualitas. Bayarlah dengan melihat itu.

Blog ibarat reklame yang terpajang di jalanan. Pangsa pasar reklame adalah orang-orang yang melewati jalanan tersebut. Semakin strategis, harganya semakin membuat menangis alias mahal.

Reklame merupakan media promosi iklan luar, sedangkan blog adalah media promosi yang bekerja di dunia online. Sasarannya adalah mesin pencari dan pengguna internet yang membutuhkan informasi dan pengalaman kami (ini yang terpenting).

Itu baru berbicara tentang blog, belum lagi saluran yang dimiliki para pemilik blog, yaitu media sosial. Sebut saja Instagram, Twitter, Facebook hingga Youtube maupun TikTok. Mereka melakukannya sendiri dan sangat sangat bekerja keras.

Semua dibangun tidak dalam satu malam. Dan cara menghargainya tentu tidak sekedar datang diundang lalu pulang membawa goodie bag yang berisi barang. Dan lagi-lagi, isi barangnya tertempel merek brand.

Edukasi

Membandingkan blog dan reklame seperti tunas dan batang. Dunia blogging yang kami yakini masih sangat sangat kecil, benar-benar timpang. Berbeda dengan reklame yang sudah ada sejak tahun 1930. (refensi mediamove.id)

Masih butuh waktu panjang mensejajarkan pemikiran seperti yang kami bayangkan. Dan ujung-ujungnya ini adalah bagaimana kami harus mengedukasi para pemilik bisnis yang menggunakan tangan-tangan para pemasar atau penjualan yang menghubungi kami, para pemilik blog.

Kami senang ketika bertemu dengan pemasar yang mengerti tentang kami. Tentu, kami juga tak ragu menerima pekerjaan dengan semaksimal mungkin.

Ini adalah tantangan buat kami untuk terus mengedukasi hingga di masa depan. Tidak mudah, dan entah sampai kapan. Dan pastinya sangat lelah. Semoga kami tidak sendiri dalam pekerjaan ini (edukasi).

...

10 tahun berjalan, ukuran kami sama seperti awal kami berdiri. Padahal saluran media sosial yang dibangun dan konsistennya kami seakan tidak berharga di mata orang yang menggunakan nama kami.

Kami tak lantas menyalahkan semuanya. Tantangannya yang dihadapi bukan hanya karena platform kami yang belum profesional, tapi edukasi kepada para mereka yang masih belum paham bagaimana kami bekerja.

Kami berharap, blog kami bisa menjadi seperti reklame atau Billboard, bahkan baliho. Bila reklame harus sewa dan tempat menentukan harga, maka kami dibayar sesuai prestasi kami (baca portoflolio, statistik media sosial dan sebagainya).

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tahun 2024, Apakah Dunia Blogging Tanah Air Masih Menarik?

Berkenalan Dengan Retizen, Platform Blog Dari Republika